Suara Bersama untuk Danau Limboto yang lebih baik

Gorontalo, 13 Juni 2025 — Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Provinsi Gorontalo menggelar Dialog Fokus bersama mitra lokal & Internasional : Berbagi Pengalaman dalam Penyelamatan Danau Limboto pada Jumat (13/6), bertempat di Aula LPPM Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO). Kegiatan ini menjadi tindak lanjut dari rangkaian seminar edukasi lingkungan yang sebelumnya melibatkan guru dan siswa dari sekitar Danau Limboto serta mitra pendidikan dari Kumamoto, Jepang. Kegiatan yang dimulai pukul 08.30 WITA ini dihadiri oleh 60 peserta dari berbagai unsur, di antaranya perwakilan dari Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Gorontalo, mahasiswa UMGO, pengurus Forum DAS, organisasi lingkungan, mitra dari Japan International Cooperation Agency (JICA), dan perwakilan masyarakat Desa Pentadio Barat. Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Forum DAS Provinsi Gorontalo, Dr. Wawan K. Tolinggi, SP, M.Si, dilanjutkan arahan sekaligus pembukaan resmi oleh Bupati Gorontalo diwakili plt Sekda M Trizal Entengo. Dalam sesi utama, sejumlah narasumber berbagi pengalaman dan tantangan dalam upaya penyelamatan Danau Limboto yang kian kritis akibat sedimentasi, pencemaran, dan alih fungsi lahan. Yakob Lahmutu, S.IP, memandu sesi diskusi yang menghadirkan pertukaran gagasan antara peserta dan narasumber. Forum ini menjadi ruang penting untuk membangun kolaborasi lintas sektor, termasuk kontribusi pemuda, akademisi, dan masyarakat adat di sekitar danau. Menjelang akhir acara, Forum DAS merumuskan sejumlah rekomendasi aksi penyelamatan, termasuk penguatan edukasi lingkungan berbasis sekolah, penegakan regulasi DAS, serta perluasan kerja sama internasional yang lebih strategis melalui JICA.“Dialog ini bukan hanya forum diskusi, keberlanjutan langkah panjang bersama dalam menjaga danau yang menjadi sumber kehidupan masyarakat Gorontalo,” ujar Dr. Wawan Tolinggi dalam penutupan acara. Melalui kegiatan ini, Forum DAS menegaskan komitmennya untuk terus mendorong penyelamatan Danau Limboto secara kolaboratif, berkelanjutan, dan berbasis pengetahuan lokal maupun global.